Saya tak menyangka ternyata kematian juga bisa menginspirasi orang untuk membuat sebuah puisi, yang saat ini saya sebut sebagai puisi kematian. Mengapa puisi kematian ini bisa terbentuk, karena ketika seseorang membayangkan akan hari sakaratul maut maka pada saat itu juga hati anda akan seperti di iris. Karena sobat pasti akan merasakan bahwa kematian itu terasa amat cepat. Pada saat suasana hati yang terbawa larut dalam kesedihan maka biasanya akan menurunkan sebuah ide untuk membentuk sesuatu yang berkaitan dengan perasaan yang ia alami saat ini.
Sahabat pada dasarnya asalkan kita bisa berfikir jernih maka sobat akan selalu memunculkan ide-ide untuk mengembangkan kreatifitas sobat. Sebagai contoh ketiak orang merasa dirinya larut dalam kesedihan, kemudian dia hanya diam saja dan pasrah tanpa pernah mencoba untuk bangkit maka dia tidak akan dapat apa-apa. Tapi ketika ia sedih ia berfikir jernih dengan dalam kesedihanya ia mencoba untuk membuat sebuah karya yang bisa di nikmati oleh orang laing maka bisa terbentuklah puisi kesedihan, puisi kematian dan lain sebagainya.
Jadi sobat kesimpulanya adalah jangan pernah sobat mencoba untuk berhenti di situ saja, coba bangkit dan berfikir jernih meski dalam keterpurukan. Sebagai contoh dari mana terciptanya puisi kematian ini tadi yang mana dalam keadaan sedih yang terlarut dalam dirinya karena mungkin melihat orang yang ia sayangi telah menemui kematian, ia mencoba menciptakan sebuah puisi kematian. Oke sobat karena puisinya sudah saya siapkan silahkan sobat simak puisinya dan selamat menikmati. Berikut adalah puisi kematian .
TANAH
Kembali
Tempat tergali
Pun kan pergi
Menemui cintanya di hati
Bila nanti tiba waktu
Ajal sebagai penentu
Kita bercakap
Berdekap
Tubuhmu
Timbuni rubuhku
Peluk berpagut desak
Akhiri jeritan dunia sesak
Ruang kosong tak isi
Hadirmu, diri mengisi
Menyatu padu
Beradu
Bertunas
Kan menetas
Kisah jadi asmara
Bumi serapat tanah menyapa
Puisi by : Ibnu Nafisah
DI HARI KEMATIAN
Kau datang berwajah kelam
Menemani hari terakhir
Mendung hitam
Terukir
Keluarga, Harta ; aku meramal
Mereka pasti pergi
Tinggal amal
Sendiri
Ketika ruh hendak lepas
Pun jiwa terbebas
Jasad kebas
Lemas
Tak ingin cacian tangismu
Bersatu gerimis mengiris
Tersedu mengadu
Pilu
Berlalulah dengan hati ikhlas
Hingga waktu berjalan
Kita lupakan
Kenangan
Puisi by : Ibnu Nafisah
TITISAN KEGELAPAN
Tertunduk wajah malu
Hasrat memaki nafsu tersaji
Melumat sunyi hampa hati
Bercumbu dengan tanah bumi
Coba menelisik jalan mati
Di mana pencabut nyawa sembunyi
Sasar logika dalam tipu maya fana
Dalam rimba belantara hitam
Sukma merayu mesra
Berharap suci menghampiri
Singkirkan titik noda
Berkarat dan melumut
Kesombongan pula keangkuhan diri
Nikmat berebah
Jasad berlumur darah
Busuk nanah tercurah
Membakar asa nan punah
Siksa mendera
Di bawah naungan dosa
Puisi by : N/A
DIUJUNG KEMATIAN
Wahai para penghuni bumi alam seisinya
Yang punya hati ,rasa akal dan pikiran
Wahai para petinggi yang punya jabatan dan tahta
Sadar,sadar dan sadar
Karena bumi dan alam kian rapuh seperti tulang dan kayu yang keropos
Wahai para pemilik dosa yang melimpah bersujudlah pada tuhan
Wahai para pemilik harta
Kekayaanmu tak dibawa mati
Wahai para manusia yang sombong dan pemarah
Sadarlah karena surga tak bisa ditebus dengan amarahmu ,
Karena surga tak bisa ditebus dengan hartamu
Nyawa ,harta hanya titipan
Ingat dan sadar semua akan mati
Semua musnah
Puisi by : Ardan Wibowo
SELAMAT DATANG KEMATIAN
Hallo manusia angkuh
Hallo manusia sombong
Ajal akan menjemputmu
Neraka menantimu
Kain kafan pembalutmu
Cinta alam kuburmu
Kranda kereta mewahmu
Bunga warna warni penghias kuburmu
Puisi by : Ardan Wibowo
TRAGEDI
Lihatlah di ujung metromini
Maut menancapkan kukukukunya
Pada seorang ibu dan anaknya
Tanpa isyarat maupun tanda
Darah mengucur berserak
Bayangkan!
Gemeretak Tulangtulang retak
Otakotak berhamburan
Di jalan debu bercampur darah
Langit mendung berkabung
Burungburung nazar tertawa renyah
Tangis keluarga pecah
Sekejam itukah kematian
Tidak melihat tua atau muda
Tanpa belas kasihan
Kematian menjemputnya
"Tidakkah engkau iba wahai nahkoda?"
"Mungkin tidak, sebab ibaku ada di ujung lembaran kertas." Jawab nahkoda.
Ah...
"engkau sungguh bedebah!" Gumamku
"Kau tukar kematian dengan lembarlembar kertas." Kataku
Akan aku pintakan
Engkau saja yang tergeletak di sana
Digilas rodaroda keserakahan
Sebagai gantinya
Puisi by : Wildan Alfath
MABUK BERKUNANG
ketika aku jadi seorang perempuan tak jarang
berjingkrak mensyukuri kematian lelakiku
di panggung mimpi inilah aku mulai mabuk
saat mata berkunang-kunang
dengan perlahan kulucuti beha dan dasterku
biar dada ini kembali berbulu
Puisi by : N/A
JALAN TAUBAT
Baru setengah perjalanan dimulai
Ada rasa
Antara dua langkah dunia
Satu menuju tempat terindah
Dua menuju kematian
Dan, diriku terperangkap diantaranya.
Puisi by : Ronny
SHOLAWAT DAN SALAM
Alunan nada islami
lagu sholawat yang
selalu ku nanti
mendendangkannya tak akan
bosan
usia tua dan muda tak mengapa Qolbu menjadi tentram
bila mendengarkannya
tetap yang ku gemari
walau ada yang lain
apapun situasinya
sholawat tetap terucap
Hati rindu bila
tak bersamanya
Indah syair - syairnya
dunia mengenalinya
album terbaru selalu di tunggu
hati penggemarnya
Puisi by : Maulia
DI WAKTU SUBUH
kita berdua saja, tafakur dan bermunajat
lirih kujadikan irama untuk mengimamimu
ayat-ayat bersenandung dengan indah
mengalun leburkan beku
embun semalam kita teteskan di pagi ini
tulusnya pinta dengan wujud yang suci
kita terisak dalam buta
meminta cerah kepada-Nya
sebelum ufuk memecah beku
engkau rengkuh tanganku
kita terharu di keheningan
Puisi by : Indra
Sobat puisi-puisi di atas ini merupakan Kumpulan Puisi Kematian Dan Puisi Islami Terbaru, Sangat Menyentuh yang sudah saya janjikan pada judul di atas. Semoga puisinya bisa menghibur sobat dan semoga puisi ini bisa bermanfaat untuk orang-orang yang membacanya. Sekian dulu puisi kematian untuk hari ini, jumpa lagi pada postingan yang berikutnya akhir kata wassallam.