Baik sobat sebenarnya dalam kasus ini gampang-gampang susah, kalo di bilang gampang tp ini susah, kalo di bilang susah tp ini gampang. dalam membuat sebuah puisi cinta itu yang di butuhkan adalah sebuah mud dari sesorang tersebut. ketika orang berada pada koncisi mud yang kurang baik maka untuk membuat sebuah puisi cinta itu adalah sangat sulit. oleh karena itu di butuhkan mud yang baik dalam membuat sebuah puisi cinta. saya contohkan buat orang yang lagi kasmaran atau jatuh cinta biasanya mud ini yang paling bagus untuk membuat sebuah puisi cinta.
Kedua selain mud yang baik yang di butuhkan penguasaan bahasa kiasan yang baik, sehingga ketika ia nanti membuat sebuah puisi cinta, ia tidak menggunakan bahasa yang monoton sehingga puisi yang di hasilkan pun nantinya akan sangat elok ketika di baca. kebanyakan orang penguasaan kata kiasan inilah yang biasa menjadi kendala banyak orang. bagi sobat yang betul-betul berniat sebenarnya gampang jika tidak bisa bahasa kiasan. anda bisa download aplikasi KBBI, kamus inilah yang bisa anda jadikan acuan untuk mencari kata kiasan yang tepat untuk puisi cinta.
Meski masih banyak tips lain namun kali ini saya rasa sudah cukup tips membuat puisi cinta mungkin di berikutnya saya akan melanjutkan pembahasanya lagi. nah untuk sobat-sobat berikut saya punya contoh puisi cinta karya Penyair kecil. puisi cinta yang ia buat sudah cuku bagus silahkan sobat bisa menjadikan puisi karyanya menjadi sebuah acuan untuk membuat puisi. berikut adalah puisi cinta tersebut :
Aku Ingin Mencintaimu
Aku ingin mencintaimu
meski tulang-tulangku remuk tak menyatu
Dan menyudahi kekerdilan jiwa yang memisah di antara raga
Kepada senja pun aku berani bicara tentang kolong-kolong langit yang hampir menghitam legam
Dan aku membasuh, mengucap serta bertatap kepadanya
Ini senja mungkin tiada lagi aku bersua, sampai sendiri aku meminta
Jangan kau menyudahi semusim sepi
Serupa dinding langit yang tiada lintang dan rembulan
Semua sepi, hanya kebisingan yang mengadu
Mengadu jadi satu kepada jiwaku di ambang senja cakrawala
Lalu janganlah kau menyumpahi aku
Tertunduk di parit, dimana belalang kecil menuntutku untuk pergi
Sedang musim ini aku
Sudah menyatakan cinta kepada wanita
Bukan maryam yang dulu, bukan sri yang dulu
Tapi dengan kau
Kau yang aku cintai
Puisi by : Penyair Kecil
Salah Siapa?
Bulu kudukku merinding, tubuh terperanga dalam harian berita
Aktivis kecil berlumur darah tak bisa dipapah
Lemah tergeletak diantara antek-antek bertuan uang
Anaknya menangis, si bapak terbujur kaku di tanah kami
Kawanan preman menghabisi aktivis kami
Tidak peduli sana-sini
Mengeroyok membabi buta, menghabisi serta membantai
Dimana hukum hanyalah serupa ladang-ladang kecil yang gagal panen
Sudah seperti inikah negeri ini?
Anak-anak tak aman bermain prosotan, ibu-ibu tak nyaman belanja, bapak-bapak tak aman mencari rezeki
Seperti pedang berlumur darah sudah mengayun dan mengalungkan di leher masing-masing
Kalut, takut harus mengadu
Kepada siapa?
Angin, kumbang yang sedang kawin atau abang becak?
Negeri ini serasa sudah tak lagi aman
Perempuan serasa tidak ada harganya
Dijambret, diperkosa, dibunuh lalu biarkan membusuk di tengah parit
Yang salah siapa?Ekonomi, norma,hukum atau jaman sudah mulai nampak tua?
Anak-anak kecil pun sudah diracun narkoba, video-video porno
Sementara kebusukkan sudah masuk, mengendap dan meracuni
Hingga yang lemah akan mati
Salah siapa negeri seperti ini?
Puisi by : Penyair Kecil
Matilah Kita
Lama-lama gila
Sudah tahu dia orang berada
Kenapa aku masih saja
Mengetuk pintu yang terbuat intan permata
Untuk apa?
Satu cinta?
Basi katanya
Ah, biarkanlah aku gila
Lalu kenapa kau tak sepadankan mereka?
Mereka yang mana?
Kau tak tahu?
Lihat itu, senyum, gelak tawanya, basi saya kira
Tapi kenapa masih saja mereka berada
Kalau tak ada yang menjawab?
Lebih baik aku tembak dia saja
Lalu aku tembak kepalamu
Habis itu aku
Biar semua kacau
Tak ada kata lampau
Matilah kita
Puisi by : Penyair Kecil
Tunas-tunas Di antara Dedaunan Kering
Tunas-tunas mati, berguguran lenyap
Kelupas kulit yang belum tersayat, bukan dengan pisau
Jatuh remuk di antara tiga musim
Mungkin atas nama cinta
Terbentuk sisi-sisi yang tergeletak
Tempat dimana rayap, semut kecil serta lebah bercinta dan beranak
Hanya lukisan cembung yang tersisa
Di antara tiga musim yang terlihat mata
Sementara rerimbunan daun kering tersentak
Di tengah gundukkan, mereka bertalikan angin
Hanya angin saja membuat tergeletak
Kenapa harus tiga musim yang bercerita
Sedang tunas-tunas masih menguntip di balik keringnya daun
Apa tak ada sesal?
Atau sudah cukup?
Puisi by : Penyair Kecil
Tunas-tunas Di antara Dedaunan Kering
Tunas-tunas mati, berguguran lenyap
Kelupas kulit yang belum tersayat, bukan dengan pisau
Jatuh remuk di antara tiga musim
Mungkin atas nama cinta
Terbentuk sisi-sisi yang tergeletak
Tempat dimana rayap, semut kecil serta lebah bercinta dan beranak
Hanya lukisan cembung yang tersisa
Di antara tiga musim yang terlihat mata
Sementara rerimbunan daun kering tersentak
Di tengah gundukkan, mereka bertalikan angin
Hanya angin saja membuat tergeletak
Kenapa harus tiga musim yang bercerita
Sedang tunas-tunas masih menguntip di balik keringnya daun
Apa tak ada sesal?
Atau sudah cukup?
Puisi by : Penyair Kecil
Mawar Di Awal Oktober
Setangakai mawar, berdiri sendiri di pojokkan rumah
Dihinggapi lukisan-lukisan air yang menempel di langit-langit daun
Aku memetik satu kelopak yang hampir layu
Aku buang di belantara pekarangan rumah yang kosong
Membiarkan sendirian, sementara suara kodok mulai menemani di ujung kaki-kaki rumah
Semua membagi ketakutan
Hanya setangkai mawar yang sedikit merunduk dan duri yang tumpul tak sempat melawan
Dibiarkan semua memisah serta retak di bawah kolong jendela
Entah harus berjuang, berenang melawan belantara pekarangan yang digenangi air dan gundukkan sampah?
Tapi kini semua berkata
Berkata di antara keduanya, tentang pojok rumah, belantara pekarangan serta jendela
Apa harus bersatu?
Berpisah atau hanya membiarkan busuk?
Kalau kiranya demikian, aku tak pergi
Meski melati menyambut dengan lembut
Tapi tidak denganku, aku yang selalu
Menantimu sampai semua menyatu
Untukmu mawarku di awal oktober
Puisi by : Penyair Kecil
Berikut di atas sobat adalah deretan contoh puisi cinta semoga puisi-puisi cinta di atas bisa di jadikan acuan sobat dalam membuat sebuah puisi cinta. baik saya rasa sudah cukup, untuk anda yang ingin membagikan puisi-puisi di atas silahkan sahabat share melalui tombol-tombol share yang sudah kami sediakan di bawah. oke selamat mencoba untuk sobat-sobat semua teruslah mencoba jika ingin berhasil. sekian dari saya, saya mohon diri wassallam sampai jumpa.