Cerpen Dengan Tema Persahabatan "Aku,Kamu,dan kita selamanya "

Cerpen dengan tema persahabatan juga memang menjadi salah satu cerpen favorit yang di buat oleh kalangan remaja sehingga tak ayal jika sering bermunculan cerpen-cerpen baru dengan tema persahabatan. baik sobat pada kali ini saya akan kembali berbagi pada sobat semua, saya akan berbagi sebuah cerpen dengan tema persahabatan. cerpen ini adalah sebuah cerpen karya dari seorang remaja. nah untuk adek-adek remaja mungkin cerpen ini bisa menginspirasi anda untuk menirukan membuat sebuah karya seperti teman kalian ini yang sudah membuat cerpen barikut ini.

Namun sobat sebelum saya berbagi cerpen persahabatan ini pada sobat kali ini saya akan berikan sedikit review mengenai cerpen yang akan saya tampilkan di bawah nanti. nah untuk cerpen ini sendiri menurut saya sudah punya kualitas yang cukup bagus, hanya beberapa kata yang mungkin harus sedikit di benarkan karena belum sesuai dengan tata bahasa indonesia. cerpen ini juga sudah cukup ini menandakan bahwa sang pembuat cerpen ini adalah orang yang kreatif karena mampu menampilkan larik yang panjang.

Cerpen Dengan Tema Persahabatan "Aku,Kamu,dan kita selamanya "


namun untuk cerpen sebaiknya jangan panjang karena, pada dasarnya cerpen ini adalah sebuah cerita pendek oleh karena itu cerpen jangan sampai terlalu panjang. boleh panjang asalkan alur cerintanya memang jelas dan tidak berbelit-belit, namun lebih baik pendek namun semunya dapat. oke sobat saya rasa sekian dari saya, sudah waktunya saya berbagi cerpen untuk sobat semua oke berikut adalah cerpen persahabatan tersebut.


Aku,Kamu,dan kita selamanya 

Pengarang : Fherlyansyah

Sahabat secara umum dapat di artikan sebagai seseorang yang selalu berada di antara susah senangnya seorang sahabat itu sendiri.
Begitulah yang di rasakan oleh ke empat sahabat ini,mereka terdiri dari dua cewek dan dua cowok yaitu : Dinda,Rina,Gino, dan Ryan mereka bersahabat dari sekolah menengah pertama hingga sekarang mereka sudah menduduki sekolah menengah kejuruan atau yang biasa di singkat smk. 
Di sekolah yang mereka tempati ini kebetulan mereka mengambil jurusan yang sama yaitu “akuntansi” dan mereka berada di kelas yang sama. Kalo di tanya mengapa mereka mengambil jurusan
akuntansi ? Mereka pasti menjawab “karena menjamin masa depan” kan belum tentu juga
Dinda adalah cewek cantik yang pintar, ia mempunyai rambut panjang berponi, Dinda sangat gemar sekali berselfie.
Rina adalah cewek yang mempunyai senyum manis dan rambut pendek bob, ia sangat pintar dalam pelajaran sejarah terbukti di raport smp nya nilai sejarah Rina di atas 90, ia sedikit agak
lebay,
Gino adalah cowok tinggi yang mempunyai lesung pipi di pipi kanannya, matanya sedikit sipit karena ia mempunyai keturunan indo-belanda, satu-satunya sahabat yang mempunyai keyakinan berbeda yaitu menganut agama kristen, Gino sangat pintar
dalam pelajaran matematika,
sedangkan Ryan adalah cowok berkulit putih yang sering di ejek
kemayu karena gayanya yang lembut seperti perempuan , Ryan mempunyai sifat ngebatin apa saja masalah yang ia hadapi pasti selalu dimasukin kehati dan di pikirkan, ia selalu bilang bahwa
dia anak yang lemah karena ia mudah sekali terharu dan
menangis tetapi di balik kekurangan itu semua., Ryan ini sangat pandai bernyanyi dan pintar dalam menganalisis laporan keuangan.
Tempat yang indah pohon yang besar menjulang tinggi mampu menutupi orang dibawahnya dari sengatan sinar matahari. dibawah pohon terdapat kursi panjang tempat nongkrong dan ngobrol, tempat yang asik karena banyak sekali angin berlalu lalang dibawah pohon besar ini, di samping pohon terdapat sebuah ayunan sederhana dan deretan bunga-bunga yang berbeda jenis yang sedang mekar-mekar nya. 
Tempat yang indah ini adalah tempat berkumpulnya para sahabat,
tempat mengobrol,tempat mengemukakan pendapat,tempat diskusi,tempat refresing dan lain sebagainya, kurang lebih tempat ini nyaman untuk menhilangkan rasa galau, pusing dan lain-lain “taman kecil” itulah nama tempat indah ini nama sederhana yang di usulkan oleh Ryan dan di setujui oleh ke tiga sahabatnya Dinda,Rina,dan Gino
“ apakah kalian sudah mengerjakan pr matematika ? pr nya susah banget sampe pusing kepalaku ,apalagi soalnya. nomor 1 aja jawabanya ada 5 , untung pr nya Cuma ada 2 soal
coba kalo 10 berarti ada 50 soal yang harus di jawab” seru cowok berkulit putih tangan dan jarinya sibuk dengan gadget nya seperti mencari cari sesuatu di dalam benda berbentuk kotak itu
“ itu aja susah, kalo aku pr nya sudah dari kemarin.malahan aku Cuma butuh waktu 15 menit untuk menjawab soal-soal itu”
pertanyaan Ryan di respon oleh cowok tinggi keturunan indo-belanda ini, secara Gino pernah mendapat juara 1 olimpiade matematika tingkat nasional, jadi tidak salah bila ia menjawab
pertanyaan Ryan seperti itu
“iya, aku tau kau pintar dalam pelajaran matematika,tidak usah sombong” muka Ryan mendengus dan pergi ketempat Dinda duduk yang sedang asyik berselfie ria bersama Rina. kedua cewek ini sama sekali tak menghiraukan debat dua cowok tadi
“ kebiasaan kamu yan, lebaynya keluar” Gino mengikuti Ryan dan berselfie ria bersama dua sahabat ceweknya,. Sudah banyak gaya yang di keluarkan hingga mereka kehabisan gaya , dinda
si pemilik handphone menghentikan aktivitasnya
Pagi tiba, ayam sudah berkokok keras, matahari perlahan mulai muncul menampakan dirinya dari arah timur. Pukul 06:00 Dinda sudah standbye dengan seragam sekolah putih abu-abu nya , ia selalu melihat benda yang melingkar di pergelangan
tangannya wajahnya sangat panik,lebih tepatnya Dinda cemas.
bagaimana tidak cemas hari ini adalah hari ia piket kelas dan harus datang pagi apalagi hari ini hari senin, hari dimana adanya acara upacara bendera. dari itu Dinda harus lebih pagi datang kesekolah. Dinda selalu mendumel “mengapa ia harus piket hari senin? kenapa gak hari minggu aja? Ha! Minggu! gak
mungkinlah masa iya Dinda harus datang kesekolah hari minggu untuk piket kelas sedangkan yang lain happy dengan wekkendnya. Mungkin maksudnya selain hari senin dan minggu, selasa
kek,rabu kek atau apalah itu
" kau meminta padaku sepenggal kata namun engkau berikan cerita." deringan lagu Afgan syahreza terdengar di sebuah benda berbentuk kotak atau yang biasa disebut handphone. benda tersebut milik Dinda, Ya! itu deringan tanda panggilan masuk, pemilik Handphone dengan sigap mengambil benda yang terdapat didalam tas berwarna pink itu , ya! warna pink warna umum dari perempuan. tertera dilayar "Rina" dengan cepat ia mengangkat panggilan dari sahabatnya itu. pembicaraan beralih ketelepon
" hallo din, maaf ya! hari ini aku gak bisa jemput, motorku ban nya kempes" ucap Rina, mereka memang satu motor bila berangkat kesekolah
" ya kok gitu, yaudah deh gak apa-apa" jawab Dinda wajahnya menunjukan rasa kekecewaan
" jangan sedih sayank" suara imut Rina keluar merayu sahabatnya, setidaknya bisa membuat Dinda sedikit tenang
"lya-iya" jawab nya singkat dan menutup telepon
Motor ninja berwarna hijau tiba-tiba berhenti di depan hadapan Dinda, ia sempat dibuat bingung. kemudian sipemilik motor membuka kaca helm nya dan menunjukan jati diri nya. dia adalah Arga kakak kelas Dinda.
Arga ini bisa dimasukkan dalam kategori cowok idaman. bagaimana tidak. ia ganteng , tinggi , manis , mempunyai dua lesung pipi di pipi kiri dan kanan nya kurang lebih seperti artis idola Dinda yaitu Afgan syahreza. 
"kok belum berangkat din?" tanya Arga
" ban motor Rina kempes kak, jadi gak bisa jemput" jawabnya sedikit terbata-bata dan gugup
"yaudah ikut kakak aja" ajak arga

" boleh kak?, makasih ya kak " Dinda bergegas menaiki motor kakak kelasnya ini tanpa berpikir panjang karena ia takut akan terlambat datang kesekolah


" No, nanti dikelas aku lihat matematika nomor 2 bagian C dan E, aku tidak mengerti " ucap Ryan menelusuri jalan menuju kelas bersama Gino, kaki nya sedikit pinjang. maklum habis upacara pasti capek. yang ditanya hanya mengangguk saja mungkin efek dari upacara keramat tadi. padahal bila dipikir upacara itu sehat lo, karena dengan upacara kita bisa terkena sinar matahari pagi,kan sinar matahari pagi mempunyai vitamin D dan beberapa senyawa lainnya yang dapat menghambat pengembangan sel kanker, selain itu vitamin D juga dapat membantu penyerapan kalsium dalam usus yang membuat tulang menjadi kuat.
tetapi anehnya anak zaman sekarang bila terkena sinar matahari pasti mengeluh, ah sudahlah mungkin perubahan ini berpengaruh dengan adanya perubahan zaman.
" hu.. sampai juga. rasanya mau pingsan aku berdiri di situ tadi."
desah cowok yang sering di ejek kemayu ini terduduk dibangku lemas, badannya bersandar kuat dikursi nya
*saatnya istirahat*
" kalian. mau pesan apa?" tanya cewek yang mempunyai rambut bob,siapa lagi kalo bukan Rina
" aku bakso 1 dan es jeruk 1" jawab Gino
" aku samain seperti Gino" jawab Ryan
" aku nasi goreng ya, minumnya samain aja" jawab Dinda
" baiklah tunggu sebentar aku pesan dulu". jawab Rina kemudian menuju tempat memesan makanan sedangkan yang lain menunggu di meja makan
" eh gino lo kok mau berteman sama cewek semua, emang gak ada cowok lagi yang bisa di jadiin teman" ucap seseorang cowok tinggi dengan baju dikeluarkan datang menghampiri meja Gino,Ryan,dan Dinda. dia adalah Gilang anak guru disekolah ini ,tapi sikapnya tidak mencerminkan bahwa ia anak guru.
" maksud kamu apa?" Gino berdiri dari duduknya
" Ryan cowok ,emang kamu gak lihat" tangan Gino menunjuk kearah Ryan , orang yang ditunjuk spontan menoleh kearah Gino dan Gilang.
" Ryan cowok? gak salah? main bola aja dia gak bisa, mungkin bisanya cuma main barbie. hahha " ceplos gilang diikuti ketawa, mulutnya benar-benar tidak mencerminkan anak guru melainkan tidak lebih dari sampah.
mendengar kata-kata itu terlontar dari mulut seorang anak guru yaitu Gilang. Ryan berdiri dari duduknya hal itu berpengaruh pada dinda yang juga ikut berdiri dari duduknya.
" mulut mu itu bagus dan mengeluarkan kata-kata yang bagus pula, saking bagusnya omongan kamu susah dicerna dan nyesek dihati, aku memang lemah tidak seperti anda, saya permisi" ucap ryan tepat di hadapan Gilang, terlihat matanya berkaca-kaca dan langsung pergi meninggalkan kantin
" eh gilang, jangan kamu pikir kamu anak guru disini. kamu bisa seenaknya aja bicara"kali ini Dinda ikut andil dalam perdebatan ini karena ia sudah geram melihat tingkah anak guru tidak wajar di hadapan nya ini.
" yan tunggu., awas kamu" gino menekan kalimat terakhirnya dan itu berupa ancaman buat Gilang, ia berlari mengejar Ryan dan diikuti oleh dinda
" hai teman-teman ini makananya " Rina terdiam kaget sekalian. bingung kemana sahabat-sahabatnya pergi
"sahabat lo sudah pergi"
"buk ini makananya nanti saya bayar, saya titip dulu" Rina bergegas pergi menyusul sahabat-sahabatnya yang meninggalkan ia sendirian dikantin.
" tuhan seburuk itukah aku" desah Ryan, aliran sungai kecil bercucuran yang berasal dari dua pasang matanya, seperti inilah Ryan apa-apa pasti dipikirin , dia sering stres cuma karena memikirkan hal kecil saja.
" kau tak seburuk itu kok yan" ucap dinda tersenyum lalu mendekatkan badannya di tempat Ryan duduk tangan nya mengelus pundak ryan, mengetahui dinda berada di dekat nya ia langsung menghapus airmata nya
"nangis aja terus , nangis memang bukan solusi tetapi bisa menjadi obat penenang" sambung Dinda dan tersenyum manis
" kenapa kau tadi pergi" tanya Gino
" kau pasti sudah tahu alasan nya" jawab Ryan lemas
" kau itu laki-laki kenapa harus takut"
" Gilang benar kok ,aku memang tidak bisa main bola. jadi wajar kalo dia bilang seperti itu"
" yan ingat. laki-laki itu tidak harus bisa main bola, itu hanya minat. soal omongan gilang,semua itu tidak usah dipikirkan,kamu tau kan dia itu hanyalah anak guru yang tidak punya sopan santun" jelas Gino panjang lebar
" setidaknya main bola itu kebiasaan dari seorang laki-laki no" nada bicara ryan menaik
" emangnya laki-laki itu hanya bisa main bola? tidak ! ada kok laki-laki yang bisa bernyanyi , main gitar dan lain-lain. contohnya kamu yan, kamu memang tidak bisa main bola tetapi kamu bisa bernyanyi karena keahlian kamu dinyanyi, coba kamu tanya gilang apakah dia bisa bernyanyi? pasti tidak karena nyanyi bukan keahlian gilang. aku setuju dengan gino semua itu hanya minat, jadi kamu jangan berpikiran kalo laki-laki itu identik dengan bola" ucap rina yang baru datang dan menjelaskan karena ia tahu topik permasalahannya
" kita ini sahabat yan, jangan nangis, kalo ada masalah bilang kekita, kita akan siap membantu" sambung rina lagi
" aku setuju tuh dengan Rina" jawab Gino
" kamu harus dengar itu yan" sambung dinda
" satu lagi menurut sejarah yang aku baca , orang-orang yang sukses itu adalah orang-orang yang sering dihina yan.
karena dengan dihina hati mereka akan tergerak untuk semangat dan membuktikan bahwa dia bisa.
kamu harus semangat yan! omongan gilang tadi jangan dipikirkan tapi di jadikan motivasi di diri kamu" ucap rina mengemukakan pepatah yang pernah ia baca,mungkin dengan itu Ryan bisa semangat. keempat sahabat ini berpelukan dan tersenyum.
" aku juga pernah baca di facebook. kita hidup ini berjuang mati-matian demi orang yang mati-matian mematikan kita" ucap ryan melepas pelukannya
" nah!! kata-kata itu jadikan motivasi didiri kamu" jawab gino tangannya menunjuk kearah ryan
" udah ah yuk kekelas" ajak dinda dan di setujui oleh sahabat-sahabatnya.
Rasa galau seakan hilang dengan hembusan lalu lalang angin yang berterbangan. terdapat kursi panjang dibawah pohon yang tinggi menjulang dan mampu melindungi orang dibawah nya dari sengatan sinar matahari, kursi panjang tersebut di duduki oleh Dinda dengan anggun.
Mengapa Dinda sendiri di taman kecil ini ? kemana para sahabat-sahabatnya ? ada apa dengan Dinda ? ternyata ia hanya ingin menghilangkan rasa penat nya hari ini.
rambut panjang terurai itu agak sedikit menganggu karena diterpa angin yang berlalu lalang sehingga pemilik rambut harus menguncir nya.
" Hay din, kok sendirian ?" ujar cowok yang mempunyai dua lesung pipi ini seakan mengagetkan Dinda yang sedang santai menikmati istirahatnya ditaman kecil ini
" eh, kak arga. kok bisa ada disini ?" Dinda sedikit salah tingkah mengetahui Arga ada di hadapanya. bagaimana tidak, Dinda memiliki perasaan lebih terhadap lawan jenis yang ada dihadapanya ini
" yang lain kemana? apa kamu berantem dengan teman-teman kamu? "tanya Arga kemudian duduk disebelah Dinda, tindakanya semakin membuat dinda deg-deg an
" tidak kok, aku kesini sendirian tanpa memberi tahu mereka" jawab Dinda tangan nya menyentuh poni rambut dan menyembunyi kanya di balik telinga nya
" mau jalan sama kakak ? " tawar cowok manis ini menghadap lawan jenis nya yang baru saja menyembunyikan poni nya di balik. telinga, hal itu membuat lawan bicaranya malu, lalu mengangguk iya menerima tawaranya
Arga mengajak dinda kesebuah restoran ternama dijakarta. meja nomor lima (5) disitulah mereka berdua duduk.
deg-deg an , bingung,risau,pusing seakan menjadi satu menyerang cewek yang mempunyai rambut panjang ini. arga mengangkat tanganya memanggil waitres untuk memesan makanan.
" kamu mau makan apa din ? pesan aja nanti aku yang bayar " seru arga matanya fokus dengan menu makanan yang diberikan waitres yang ada ditanganya
" samain aja seperti yang kakak pesan" jawab dinda singkat, padahal ada keinginan didalam hatinya.
seperti inilah orang indonesia, pemalu. bagaimana mau maju bertanya saja malu
" baiklah kakak pesan dulu" responya singkat
hari berganti hari sudah 1 minggu ini dinda tak pernah terlihat ditengah persahabatan yang dibentuknya bersama 3 rekannya. mengapa? jawabnya pasti karena dinda asyik dengan kak arga kakak kelasnya.ketiga sahabat ini tengah berkumpul ditaman kecil.
" dinda kemana sih udah satu minggu tidak berkumpul sama kita" seru ryan berdiri di samping kursi panjang ditaman ini
" kenapa yan khawatir?" pertanyaan nya direspon oleh cewek yang mempunyai rambut bob ini
" iyalah. dinda kan sahabat kita,emang kalian tidak khawatir?" tanya nya lagi jarinya mengotak ngatik keypad handphone nya
" kenapa harus khawatir, setahu aku dinda sekarang lagi dekat sama kak arga.mungkin sekarang ia lagi tertawa bahagia bersama kak arga" jelas rina menghadap ryan
" emang mereka pacaran".tanya ryan lagi seperti ingin tahu sekali status dinda dan kak arga
" kenapa kamu cemburu" kali ini gino ikut bicara sedari tadi ia duduk diakar pohon. ia bersandar disana
" cemburu?" tidak lah" elak ryan wajahnya memerah
" yasudah aku pulang dulu"
Gino menyusuri jalan dengan pelan disisi kiri jalan tiba-tiba motor ninja berwarna hijau melintasi gino hal itu membuat perjalanan gino terhenti , ya! siapa lagi yang mempunyai motor ninja berwarna hijau itu kalo bukan Daffa arga putra kakak kelas gino dan teman-temanya.
Betapa terkejutnya Gino saat melihat arga bersama wanita lain, wanita itu tak asing lagi buatnya. ya benar wanita itu adalah chelsea kakak kelasnya dia putih tinggi rambut lurus jatuh kebawah sedikit keriting gelombang.
kok sama chelsea? dinda kemana ? mereka mesra sekali? apakah dinda tau akan hal ini? seperti ada yang tidak beres. Banyak pertanyaan bermunculan dibenak gino.
"pagi din, boleh bicara sebentar" sapa gino hangat. tas dipunggung nya masih menempel menandakan bahwa ia baru saja datang kesekolah"
"Eh gino pagi juga, maaf ya aku ada urusan sama kak arga" sapa dinda juga kemudian menepuk pundak gino lalu pergi berlalu begitu saja
" sepenting itukah urusan mu sama kak arga sampai sahabatmu mau bicara saja tidak bisa" gumam gino dan pergi menuju kelasnya
" pagi rin. pagi yan " sapa gino hangat yang baru saja masuk kelas, ia menuju bangkunya dan duduk bersama ryan dan rina
" pagi juga no" senyum manis diberikan rina pada sahabatnya. ini
" malam ini dinnernya jadi ya" seru cowok berkulit putih yang lagi sibuk menulis ya! ryan belum mengerjakan PR bahasa indonesia semalam
" iya tapi sepertinya dinda tidak bisa ikut tadi kuajak eh dia malah pergi" gino mengeluarkan buku dan pulpen dari tasnya sepertinya ia juga belum mengerjakan pr
" kok gitu" ada kekecewaan didiri ryan setelah mendengar gino mengucapkan kalimat tadi
" oh ya. kemaren aku lihat kak arga sama chelsea satu motor,mereka sangat mesra apalagi chelsea memeluk kak arga diatas motor itu dari belakang, sepertinya ada yang tidak beres" jelas gino
" ya aku tau kok dan aku juga pernah jelasin ke dinda. kalau kak. arga itu tidak sebaik yg dia kira, tapi nihil dinda tak mau mendengarkan ku. mungkin memang benar kalau cinta itu buta". jelas rina kepada dua sahabat cowoknya ini.
Malam tiba matahari sudah bersembunyi di arah barat. Penerang sekarang digantikan dengan bulan. Bulan yang indah berbentuk bulat sempurna bulan purnama lebih tepatnya.
Dipinggiran bulan terdapat bintang-bintang yang berkelipan memberi warna pemandangan langit malam hari ini
"kalian mau makan apa ?" ujar rina memulai pembicaraan dan menawarkan kepada kedua sahabat cowoknya
" kalian mau dinda bersama kita lagi? ngobrol bersama kita lagi"
ucap ryan keluar dari topik pembicaraan rina, yang ditanya hanya mengangguk mau
" kalo bisa ya kita mau" jawab rina
" kita batalkan makan malam ini, sekarang kita pergi ke BAR" seru ryan
" apa hubunganya dinda bersama kita dengan kita pergi ke BAR" jawab Gino heran
"ini ada temen cewek di facebook ku mengunggah foto bersama kak arga foto ini sangat mesra dan ini bukan chelsea" ryan menunjukan layar handphonenya kepada dua sahabat yang duduk semeja denganya
" ini kak arga" rina terkejut
" sepertinya ini tidak jauh dari restoran ini, yuk kita kesana" ajak gino kemudian diangguk'i kedua sahabatnya
Mereka mengurungkan niat untuk makan malam hari ini, mereka memutuskan untuk pergi ke BAR yang tidak jauh dari restoran yang mereka datangin tadi. tak butuh waktu lama. Ryan,Rina,dan Gino sampai ketempat tujuan dan masuk ke dalam BAR itu, sungguh ini adalah tempat terlarang bagi mereka.
" Astaga kak arga" rina sangat terkejut telapak tangan kanannya menutup mulutnya. rina sangat tak percaya ia melihat seorang daffa Arga putra pria yang dikenalnya baik dan sopan dikerumunin banyak cewek dan dia berpelukan, memang benar. bahwa tampang itu tidak menyamin kepribadian orang
" Dinda sudah terperangkap dengan permainan kak arga, rin cepat telepon dinda suruh dia kesini" ucap gino geram,
ia benar-benar kesal tangannya sudah gatal ingin menonjok pria tak berpendidikan disebrang sana, sementara rina yang disuruhnya pergi keluar untuk menelepon dinda
" aku akan merekam kejadian ini,takutnya dia berhenti sebelum dinda datang kesini" ucap ryan memegang handphonenya merekam kejadian yang sedang ia saksikan
"Gimana Rin " tanya gino kepada rina yang baru saja datang dari luar usai menelepon dinda
" dinda lagi on the way"
5 menit kemudian .......
Dinda sudah hadir dengan celana jeans memakai kaos putih dibalut dengan jaket kulit tebal karena ia tahu udara di kota jakarta apabila malam hari akan terasa sangat dingin.
"Dinda"
"Rina"
"Din liat deh itu cowok yg kamu bilang baik"ucap Gino menunjuk kearah arga
" kak arga" dinda kaget, ia tergagap, sungguh tak bisa di percaya. Arga!! orang yang dikenalnya baik,orang yang selalu memberikan perhatian terhadap nya berbuat perbuatan keji dann menjijikan seperti itu, apalagi hal itu dilihat live dari mata kepala dinda sendiri.
Arga tak lebih dari sampah itu ucapan yg tepat untuknya.
semua yang ia berikan kepada dinda hanya gombal belaka.
"Din kamu tak. apa-apa kan" tanya ryan tetapi tak direspon dinda karena ia bergegas ke tempat Arga.
" kak arga" suara keras terlontar dari mulut cewek yang mempunyai rambut panjang ini yang dipanggil menoleh ke sumber kesumber suara
" Dinda!! kok bisa ada disini ?" arga melepaskan semua pelukan dari perempuan-perempuan penggoda di dalam BAR ini, lebih tepatnya perempuan Pelacur
"seharusnya aku yang nanya kenapa kakak disini? kenapa peluk-pelukan seperti itu?" mata. dinda memerah
" ini tak seperti yang kamu lihat" ucapnya mengelak
" ini sudah sangat jelas kak, terimakasih semuanya, perhatianya dinda sangat berterimakasih kakak belum memutuskan tentang status hubungan kita. aku kecewa sama kakak" air mata bercucuran dari mata cewek yang mempunyai hobi selfie ini kemudian pergi meninggalkan tempat terlarang ini
" tunggu din" arga mencoba mengejar dinda tetapi gino menghadangnya.
Dinda pergi ke taman dekat BAR ini, ia melepaskan semuanya, kekecewaanya, kegalauanya ia masih tak percaya dengan kejadian yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri
" din " rina memegang pundak dinda dari belakang dan duduk disebelahnya
"Terimakasih kalian sudah memberi tahu semua ini" Dinda terisak-isak
" kamu teman kita, sahabat kita, kita tidak. mau kamu terperangkap lebih dalam dari permainan kak arga" ucap ryan lembut
" pulang yuk sudah malam" ajak gino
" ayuk" jawab rina,dinda dan ryan
Udara pagi yang segar dan sejuk angin sangat menusuk dingin sekali pagi ini.
Ryan sudah standbye dikursi sekolahnya ia memang anak teladan selalu datang pagi kesekolah , bahkan dia adalah manusia pertama yang menginjakan kakinya di sekolah ini setiap paginya.
Ia keluar dari ruang kelas yang berbentuk persegi ini dan menyelusuri koridor sekolah.
ada sesuatu objek yang menarik membuat ryan tak kuat iman ingin melihatnya "papan mading" itulah objek yang ingin dilihat nya, mungkin mading-mading yang tertempel disitu sangat bagus jadi membuat pembaca ingin sekali melihat dan membacanya
kedua bola mata ryan sibuk melihat dan membaca ia menemukan objek yang baru yang lebih menarik menurutnya
Dinda, itulah objek baru yang ia lihat pagi ini, ia tengah sendirian didepan
perpustakaan matanya tak berkedip
melihat kearah lapangan basket, ya perpustakaan disekolah ini berhadapan lurus dengan lapangan basket.
" kenapa? masih sedih" seru ryan dan duduk disamping lawan bicaranya
" Ryan " Dinda menoleh kearah ryan yang baru saja duduk disampingnya
"aku mengerti kok"
"rasanya susah sekali melupakan orang yang pernah dekat sama kita, yang selalu memberikan perhatian kepada kita"curhatnya
" menurutku pernyataan mu itu salah din" protes ryan
" kok bisa" dinda heran
" kamu sendiri bisa melupakan aku,gino dan rina di saat kamu dekat sama kak arga" jawab ryan mendengar jawaban nya membuat dinda merasa sangat bersalah
" tapi ini masalah hati yan, kamu tidak tau apa-apa soal ini"
" aku memang tidak tahu apa-apa tapi kamu harus bisa"
" emang kamu siapa yan? ini masalah hati" tegas dinda sedikit emosi
" kamu tanya aku siapa ? aku adalah seseorang pengecut yang tidak bisa billang bahwa aku cemburu disaat aku melihatmu bersama orang lain " tegas ryan
" aku suka sama kamu din" nada bicara ryan menurun dinda hanya terdiam
" kamu tidak boleh suka sama aku yan" dinda menghadap lawan bicaranya, ia tak percaya sahabat nya sendiri mempunyai perasaan lebih terhadapnya
" ya aku tau lagian aku juga tidak mau menjadi pacar kamu" mata ryan menatap dinda mesra
" kenapa?" ucap dinda singkat dan bertanya
" karena aku ingin menjadi sahabatmu, karena menurutku menjadi sahabatmu akan selalu berada di dekat mu, didalam persahabatan juga tidak mengenal yang namanya mantan.
aku ingin Aku,kamu dan kita selamanya tanpa ada kata mantan,
kalo aku menjadi pacarmu bisa saja sewaktu-waktu kita putus dan akan terlupakan" jelas ryan panjang lebar
" kamu sudah pintar sekarang yan"
" berkat kamu, rina dan gino, karena kita. ber empat selamanya"
" sudah banyak yang datang kekelas yuk" ajak dinda dan disetujui oleh ryan
Hari demi hari,minggu demi minggu, bulan demi bulan,tahun demi tahun.
Tiga tahun ini Dinda,Gino,Rina,dan Ryan suka duka kehidupan.mereka pernah sedih,bahagia,gundah,marah dan lain sebagainya bersama-sama.Dinda sudah bisa move on dari kejadian bersama Arga satu tahun silam tepat pada keempat sahabat ini masih duduk dikelas XI sekolah menengah kejuruan.
Rasanya cepat sekali waktu berlalu hingga tiba waktu yang diinginkan datang.
besok adalah hari sabtu hari pengumuman kelulusan tingkat SMA/SMK sederajat, semua pelajar tingkat SLTA akan mengetahui hasil belajarnya besok setelah beberapa bulan belakangan tadi mereka berjuang dan berperang dengan soal-soal UN, US, UKK ,TO 1, TO 2 dan lain sebagainya.
Remaja satu ini tengah asyik memainkan handphone dengan earphone yang tertempel ditelinganya di sofa yang empuk bernuansa maroon disanalah ia tengah berbaring. Kepalanya berada ditangan sofa jari-jarinya sibuk menggerakan layar handphonenya Remaja ini sedikit terganggu dengan kehadiran seorang wanita parubaya dihadapanya hal itu membuat remaja ini menghentikan aktivitasnya.
" Ryan, ada teman-teman mu datang" ucap seorang wanita parubaya ini yang ternyata adalah mamanya ryan
" suruh masuk ma" ryan ini beranjat dari sofa tempat ia berbaring dan ia duduk disana sedangkan mama nya pergi untuk menyuruh teman-teman ryan masuk.
lima menit teman-teman ryan masuk kerumahnya dan duduk diruang tamu tempat ryan melakukan aktivitasnya sebelum teman-temannya datang kerumahnya. pukul 13:00 cuaca sangat panas
"siang yan" seru cewek yang mempunyai rambut bob menyandarkan badannya di sofa empuk berwarna marron
" siang smile emotikon, tumben kesini ada apa" tanyanya kepada tiga sahabatnya
"tidak, kita punya rencana,besok kan kita kelulusan. nah hari minggunya kita mau makan siang bareng " jelas rina
" kamu bisa kan" tambah gino
" pasti donk"jawabnya singkat
" oh ya mau minum apa? " tanya remaja yang sering diejek kemayu ini
" tidak usah repot-repot yan kami mau pulang kok" ucap dinda dan berdiri dari duduknya
Akhirnya hari ini datang, hari yang menentukan pelajar SLTA lulus/tidak.
Deretan pelajar SLTA tingkat kejuruan terutama kelas XII berlomba-lomba ke tempat papan pengumuman,
dipapan itulah terdaftar nama-nama yang lulus tahun ini.
ke-empat sahabat ini berdesak-desakan untuk berada diposisi depan, butuh perjuangan untuk dapat ketujuan,sesekali kaki terinjak,badan bertabrakan dll dalam desakan ini hanya untuk menuju posisi paling depan.
senyum terpancar dari ke-empat sahabat ini setelah dapat menuju posisi paling depan mata mereka mulai beraksi mencari nama mereka dideretan nama-nama yang terdaftar lulus
Ekpresi senang dan gembira bahkan teriakan histeris dari ke empat remaja ini terdengar setelah mata mereka menemukan nama mereka di deretan nama-nama yang di
tertempel di papan pengumuman itu “kita lulus” teriak dinda dan rina girang
Seperti yang di janjikan dan di rencanakan oleh ke-empat sahabat ini Dinda,Ryan,Rina,dan Gino akan makan siang bersama untuk merayakan kelulusan mereka.
Mereka bukan tipe remaja yang apabila lulus sekolah akan mencorat-coret baju dan konpoi sana-sini mereka lebih memilih makan siang di restoran merayakan kelulusan mereka
“mau makan apa ?” Tanya gino
“terserah” jawab singkat dari rina
“pak” gino mengangkat tangan memanggil pelayan di restoran daerah ini yang di panggil mendekatkan diri ke sumber suara
“mau pesan apa mas” Tanya pelayan dengan ramah
“sup 1, dan ayam goring 3” jawab gino, pelayan hanya meng iya kan omonganya
Sekali pelayan menyiapkan makanan pesanan mereka, ke empat sahabat ini bercakap-cakap tentang studi yang akan
mereka lanjutkan.
“ oh iya. Rencana kalian mau melanjutkan ke perguruan tinggi mana?” Tanya ryan
“ sepertinya aku akan melanjutkan studi ku di bandung soalnya orangtuaku ada kerjaan disana sekalian aku juga akan tinggal disana “ jawab rina sedikit dengan nada rendah
“ aku akan ke universitas oxpord inggris “ jawab dinda
“ serius din ,setau aku itu adalah universitas terbaik kedua di dunia “ takjub dan kaget ryan.Dinda hanya mengangguk
“ aku akan ke negaraku belanda menekuni ilmu matematika ku disana” jawab Gino
“ bagus gino semoga menjadi pakar matematika disana” jawab rina mengacungkan jempolnya tepat di hadapan gino
“ kamu sendiri yan?” Tanya dinda kepada cowok. yg sering di ejek kemayu ini
“ aku akan masuk STAN (sekolah tinggiakuntansi Negara) “
Di sela sela obrolan mereka makanan yang di pesan pun datang pelayan menghidangkan nya dengan ramah , ya! Mereka pasti ramah karena ada pepatah “pembeli adalah raja”
“ jadi kita semua akan berpisah dong” rina lesu seakan akan tak mau berpisah bersama sahabat-sahabatnya ini, bagaimana tidak
sahabat ini sudah sangat lama terbentuk dan harus berpisah begitu saja bahkan mereka sudah menganggap satu sama lain adalah saudara
“ sepertinya begitu “ dinda pun ikut lesu
“ kita memang akan berpisah, tetapi ada satu yang membuat kita selalu bersama yaitu ikatatan persahabatan. janji ya apabila kita sudah ditempat yang baru kita akan selalu komunikasi entah lewat sms,telepon,bbm,atau media social dan janji juga ya apabila kita sukses kita akan saling kabar mengabari” jelas ryan panjang lebar dengan sendok di tangan kananya sepertinya ia akan menyantap makanan nya
“ iya aku setuju sama ryan” sahut gino yg baru saja menelan satu sendok sup di mulutnya
“ teman-teman doain aku sukses ya, sukses juga buat kalian ” ujar dinda dan di angguk’i oleh ketiga sahabatnya.
Dua minggu sudah berlalu dari hari kelulusan pelajar SLTA , Hari ini Dinda,Rina,dan Gino akan take care sedangkan Ryan menemani ketiga sahabatnya di sebuah bandara di salah satu kota Jakarta.
“ kenapa sih kalian harus berangkat nya barengan” ucap ryan melemah lesu akan ditinggal semua sahabat terbaiknya
“ kita memang akan berangkat bareng tapi tujuan kita beda yan, kamu jngan sedih ya nanti aku akan ikut sedih ” jawab gino sedikit bergurau itu hanya akal-akalan gino supaya ryan tidak begitu sedih apabila ia dan kedua sahabatnya berangkat
“ masih saja mau bercanda kamu no, kalian belajar yg giat ya wujudkan mimpi kalian “jawab ryan
“ kamu juga yan, aku yakin kok kamu pasti bisa jadi AKUNTAN yg sukses “ ujar Dinda memepuk pundak ryan, mendengar hal itu yg di tepuk tak bisa lagi menahan tampungan air di matanya perlahan air itu pun bercucuran lebih tepatnya menangis
“aku sayang kalian” Ryan memeluk ketiga sahabatnya ini
“ kami juga” mereka berpelukan untuk terakhir kalinya
“ sepertinya pesawatku udah mau berangkat” tutur Gino melepaskan pelukannya
“ take care ya no, aku akan merindukan mu, jadilah ilmuwan matematika yang hebat” ujar Ryan menangis dan memeluk sahabat cowoknya ini
“ ya aku juga pasti akan merindukan mu, pasti aku akan kangen kamu di ejek, kangen lebaynya kamu, kangen disaat kamu konsentrasi dalam menganalisis laporan keuangan “ ujar Gino, kali ini ia menangis ini adalah kali pertama gino menangis
“hehehe kamu bisa aja” ryan melepaskan pelukan gino dan menghapus airmatanya
“ kita selfie yuk, untuk terakhir kalinya” ajak Dinda dan di setujui oleh ketiga sahabatnya, “cis” banyak foto yang sudah di abadikan oleh mereka
“ take care ya din, belajar lah yang giat” nasehat Ryan, Dinda memeluk ryan airmatanya pun berjatuhan
“ take care juga buatmu. Rin, jadilah pakar sejarah yg hebat” Ryan memeluk Rina.
Gino menarik dua koper yang ada di tangan kanan dan kirinya pelan. Hal serupa juga dilakukan oleh Dinda,dan Rina dan menuju pesawat mereka masing-masing. Airmata menetes di setiap sudut bola mata keempat sahabat ini gino yg tak pernah menangis sebelumnya, menangis di dalam perpisahan ini.
Ryan sekarang sendiri disini. ia hanya mendoakan semoga sahabat-sahabatnya selamat sampai ke tempat tujuan, ia berjalan lemah, airmatanya terus mengalir seakan-akan ia kehilangan teman hidup untuk selama-lama nya, ya! Mereka sudah menganggap satu sama lain saudara bagaimana tidak sedih jika mereka harus di pisahkan dalam situasi seperti ini.
Kehidupan baru,lingkungan baru,teman baru,hal baru,semua serba baru. Perpisahan tak sama sekali menyurutkan semangat para sahabat ini dalam menekuni belajar dan meraih prestasi
Rina sekarang di universitas di salah satu kota bandung dengan mengambil program sejarah pelajaran yang ia suka dan minati sedari smp.
Dinda harus pergi ke Negara inggris karena ia melanjutkan studi nya di universitas oxford, universitas terbaik kedua di dunia.
Gino ingin menekuni ilmu matematinya dengan mengambil program matematika di universitas. di salah satu Negara belanda Negara kelahiranya sebelum ia tinggal diindonesia sedangkan
Ryan masih tetap di Jakarta dengan memasuki STAN (sekolah tinggi akuntansi Negara ) kepandaian ryan dalam mengalisis laporann keuangan membuat ia ingin menjadi AKUNTAN yang sukses.
Perpisahan bukanlah akhir dari segalanyaa mungkin secara fisik merka tidak bersama lagi. tetapi satu factor yang selalu membuat mereka bersama yaitu “persahabatan “ karena mereka. ber empat mempunyai moto di dalam. persahabatan ini yaitu “ AKU,KAMU,DAN KITA SELAMANYA

*TAMAT*