Kemudian dalam sebuah cerita mistis itu ada yang namanya cerita dongeng, cerita fiksi atau dengan kata lain cerita yang belum tentu benar adanya dan ada juga cerita nyata yang itu biasanya di ambil sebuah pengalaman pribadi yang itu memang ia menyaksikan langsung di kejadian itu. Pada kesempatan kali ini sobat saya akan segera berikan cerpen tersebut.
Peristiwa Aneh di Sekolah
Judul: Misterious GirlPengarang: Iit Karisma
Ke mana semua orang? Mata Risa menyapu seluruh ruang kelasnya. Tak ada siapa pun. Gadis itu memandang jam yang melingkar di tangan kirinya. Sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB. Mengapa tak ada seorang pun yang membangunkannya dari tidur? Tanpa pikir panjang, gadis berkerudung awut-awutan itu pun segara membereskan alat-alat sekolahnya dan bergegas pulang.
Ke mana semua orang? Risa mulai menuruni tangga menuju lantai bawah. Lagi-lagi matanya menelusuri setiap tempat di sekolah. Tapi tak ada seorang pun yang ditemukannya. Mungkin semua orang memang sudah berada di rumah masing-masing.
Risa mengehela napas panjang, kemudian duduk di kantin. Menatap tiap kursi kosong di sekeliling kantin, membuat bulu kuduknya berdiri. Pulang terlalu sore dari sekolah memang tidak biasa ia lakukan. Tetapi bukan berarti ia tak pernah melakukannya. Yang ia percayai sekarang bahwa semua akan baik-baik saja.
Angin mulai berdesir menusuk setiap tulang di tubuhnya. Ah ... sore yang dingin, gumamnya pelan. Bagi seorang gadis sejenis Risa, menunggu jemputan sudah biasa dilakukannya. Kembali gadis bermata coklat tua itu memandangi layar ponsel. Berharap ada kabar tentang jemputan yang ditunggunya.
Lama menunggun, seorang gadis muncul dari lorong yang menuju ke kelas X. Merasa ada teman, Risa segera bangkit.
“Dik, kamu--,” ucap Risa
Gadis itu tak melanjutnya ucapannya begitu menyadari adik kelas yang kini sudah berada di hadapannya terlihat tidak biasa. Wajah pucat pasi yang berpadu dengan mata menyala merah tengah memandang Risa dengan tatapan aneh. Ada bekas luka yang mulai mengering di wajah gadis pucat pasi itu. Sementara darah berceceran dari salah satu kakinya.
Kening Risa berkerut. Ia mulai kebingungan dengan sosok di hadapannya. Antara harus disapa atau diabaikan.
“Adik baik-baik saja? Adik kenapa?” Risa mulai bertanya dengan nada was-was. Wajah pucat di hadapannya hanya membalas dengan senyuman berharap dikasihani.
Suasana hening. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Risa hanya ingin tahu apa yang dilakukan adik kelasnya sore hari seperti ini di sekolah. Tetapi sepertinya, adik kelas itu cukup pendiam dan tak mau diajak biacara.
“Aku baik-baim saja, Kak. Hanya sedikit kesakitan,” gadis di hadapannya mulai bicara dengan senyuman misterius yang kembali ditampilkan. Sesekali ia menatap darah yang masih berceceran dari kakinya. Risa salah. Adik kelasnya tidak begitu pendiam. Apalagi ketika gadis itu kembali berkata.
“Kakak kok belum pulang,”
“ ...”
“Barangkali, Kakak mau mengantarku ke lab biologi. Tadi siang aku ketinggalan sesuatu.” Gadis itu kembali berkata.
Merasa tak ada pilihan, Risa hanya menurut. Lagi pula, ia merasa kasihan dengan adik kelas yang dianggapnya misterius itu. Risa takut terjadi sesuatu dengan adik kelasnya jika saja ia tak mau mengantar. Mereka berjalan bersamaan menuju lab biologi. Suasana terasa mencekat bagi Risa saat ini. Hari semakin sore. Jemputan Risa masih belum juga datang. Sekarng, Risa hanya berharap semua ini akan cepat berakhir. Risa tak mau berlama-lama dengan adik kelas yang baru ditemuinya itu.
“Kakak tungggu di sini, ya!” Risa membiarkan adik kelasnya berjalan sendirian ke dalam lab biologi. Sementara dirinya berdiri tepat di daun pintu. Memperthatikan dengan detail langkah demi langkah yang dilalui adik kelasnya. Risa bergidik melihat ruang biologi yang semakin sore semakin gelap.
5 menit 10 menit. Adik kelas berwajah pucat pasi tak kunjung keluar setelah berlalu ke balik sebuah lemari.
“Dik,” panggil Risa.
Tak ada jawaban. Perlahan Risa mulai menyusuri setiap ruang di lab biologi. Membimbing kakinya untuk berpijak sesuai langkah yang dilalui sang adik kelas tadi.
“Dik,” Lagi-lagi panggilannya tak mendapat jawaban.
Risa kembali melirik jam tangannya. Semkin sore. Ia baru menyadari telah meninggalkan ponsel di kantin sehingga tak mendapat kabar soal jemputannya. Barangkali jemputannya memang sudah menunggu di gerbang sekolah. Tetapi ia juga berpikir, tak mungkin jika adik kelasnya harus ditinggalkan begitu saja. Sungguh, Risa bukan tipe orang yang tega meninggalkan orang lain. Apalagi ini adik kelas. Sendirian pula. Kan kasihan, pikirnya.
Risa terhenyak. Ia lupa menghirup napas, bahkan ia lupa jantungnya berhenti berdetak beberapa saat begitu sosok wanita berambut sepinggang berdiri tepat di hadapannya. Perlahan, wanita itu mulai memutar badan menghadap Risa. Menampilkan wajah pucat pasi, mata merah yang membulat, dan satu luka yang mulai mengering di wajahnya. Risa melupakan segalanya. Semua hal tentang hidup, berlalu begitu saja di pikirannya. Menyadari sosok itu bukanlah manusia, ia segera berlari menuju pintu luar dengan napas yang memburu. Seketika, semua pintu menutup begitu saja. Menghasilkan bunyi, “BRAKK!!” yang membuat jantung Risa berdegup semakin kencang.
“Aaaaaaa ...”
Sepuluh menit kemudian, sebuah teriakan seorang gadis mengisi setiap ruang di seantero sekolah.
Pagi yang mendung. SMA Pelita Negeri digegerkan oleh kabar duka dari kelas XI MIPA 7. Seorang murid bernama Risa dikabarkan meninggal dalam keadaan tak wajar di lab biologi. Suasana semakin riuh. Banyak yang mengaitkan kejadian tersebut dengan peristiwa 3 tiga tahun lalu, tentang seorang siswa kels X yang sama-sama meninggal di lab biologi.
Oke sekian dulu cerpan mistis dari saya semoga cerita ini bisa buat sobat fun dan happy, bisa menghilangkan kejenuhan sobat dan membuat sobat jadi lebih fresh lagi. oke sobat mungkin sampai disini dulu kali ini yang mau share silahkan share dan jumpa lagi di cerita cerita yang selenjutnya sekian dari saya wassallam.