Nah untuk cerpen persahabatan yang punya alur yang menyenangkan itu adalah biasanya ia hanya menceritakan tentang bagaimana awal mula ia berteman sampai akhirnya ia akrab. nah sobat pada kesempatan kali ini cerpen persahabatan yang akan saya bagikan adalah cerpen persahabatan yang menceritakan tentang sebuah permintaan maaf. nah untuk lebih jelasnya seperti apa cerpen ini maka sobat bisa membacanya sendiri pada cerpen di bawah ini. oke sobat sekian dulu dari saya berikut adalah cerpen nya :
Maafkan
Tema : Persahabatan
Pengarang : Indriyani
"Oliivvvv, lo kenapa? Cuek banget!" seru Audi saat Oliv memasuki ruangan kelas pada Senin pagi yang sangat cerah.
"Di, jangan teriak-teriak dong. Lo kira lagi di hutan?" omel Jessi, teman sekelasnya.
"Sirik lo. Mulut-mulut gue, masalah buat lo?" kata Oliv sambil tersenyum sinis.
"Dasar nenek lampir" gerutu Audi sambil cemberut.
"Kenapa lo?" tanya Cika sambil nyengir kuda.
"Gue lagi bete!" keluh Oliv.
"Bete kenapa?" tanya Cika.
Oliv menggeleng.
"Ya ampun, hal menyedihkan apa sih yang membuat Oliv berduka pada pagi yang cerah ini?" kata Audi sambil terkekeh melihat kelakuan Jessi, Oliv semakin bete.
"Sialan nih anak, bahagia bener liat orang lain sedih" gerutu Oliv dalam hati.
"Trus kenapa dong?" Audi ikutan bertanya penasaran. Namun, Oliv tak menghiraukan pertanyaan mereka.
"Lo ngapain Jess?" Oliv melirik buku tulis Jessi.
"Nyontek" jawab Jessi cepat.
"Hah? Emang kita ada tugas, ya?" tanya Oliv terkejut.
Dia seketika mengeluarkan buku Ekonomi dari tasnya.
"Makanya pagi-pagi jangan sewot" Audi nyengir kuda.
"Jess, sinian dikit dong, gue mau liat juga" kata Oliv panik sambil menarik buku Audi dari hadapan
Jessi.
"Lo ganggu aja sih," protes Jessi. Namun, kali ini Oliv tak memperdulikan komentar Jessi. Dengan semangat dia memindahkan jawaban Audi ke bukunya.
Beberapa menit kemudian bel masuk berbunyi.
"Liv, udah bel tuh," Audi memberitahu.
"Gue gak budek kali" Kata Oliv.
"Kali aja telinga lo udah gak waras" ledek Audi.
**
Saatnya istirahat, waktu istirahat yang hanya 15 menit digunakan Audi, Olivv, Cika dan Jessi untuk mengganjal perutnya dikantin. Suasana kantin yang hingar bingar Namun, tidak menyurutkan Audi tampak menikmati sepiring nasi goreng dan es jeruk. Oliv hanya memilih jus avocado dan dua potong roti. Takut badannya jadi melar. Cika dengan lahap memakan semangkuk bakso beserta es campur. Sedangkan Jessi disibukkan dengan semangkuk soto beserta perkedel dan air putih.
"Biar suara gue tetap bening" canda Jessi
Pertemanan keempat ini berawal dari mereka SD. Namun, setelah mereka lulus SD dan memilih melanjutkan sekolah yang mereka impikan masing-masing yang mengharuskan mereka berpisah satu sama lain. Dan pada akhirnya setelah tiga tahun lamanya mereka tidak bertemu, yang berawal dari sebuah kebetulan pada hari pertama masuk SMA mereka berempat dipertemukan kembali disekolah yang sama dan satu kelas.
Bel pulang sekolah berbunyi. Para siswa langsung berdesakan keluar kelas. Padahal kalau saja mereka bisa sesikit lebih sabar, mereka tidak akan berdesak-desakan didepan pintu seperti sekarang. Seolah ruangan tersebut tak lama lagi akan meledak dan mereka perlu segera keluar untuk menyelamatkan diri.
"Aduh, jangan dorong-dorong dong!" terdengar protes dari kerumunan.
"Minggir.. minggir.. princess mau lewat," teriak Oliv.
"Sabaran dikit napa sih?" Ujar Ulfa sambil melototi Oliv yang berdiri dibelakangnya.
"Gak bisa gue buru-buru" jawab Oliv.
Namun, pada akhirnya setelah berjuang mati-matian, lolos juga meraka dari keadaan mengerikan itu.
Mereka menuruni anak tangga. Kelas mereka ada dilantai dua. Sedang anak kelas sepuluh dan sebelas menguhuni lantai bawah dan atas.
Dihalaman parkir mereka berpisah. Cika, Audi, dan Jessi menuju parkiran, tempat motor Cika dan Audi diparkir. Cika nebeng motor Audi karena rumah mereka kebetulan searah. Dan Jessi membawa motor sendiri. Sedangkan Oliv, seperti biasa, dijemput sopirnya.
**
Oliv menatap kosong layar Handycam-nya. Disana tampak keempat sahabat sedang bersama-sama melakukan kekonyolan mereka dalam sebuah pertunjukan seni waktu semasa mereka perpisahan SD. Oliv menekan tombol stop, karena dia sangat merindukan susana seperti itu, yang sudah jarang sekali mereka lakukan sama-sama bahkan sudah tak pernah lagi dilakukan.
Oliv menghela napas, bangkit dan seperti biasa melakukan senam-senam kecil untuk kembali menyegarkan pikirannya. Dia melirik jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas lebih sepuluh menit.
Oliv memutuskan untuk membuat secangkir susu cokelat panas untuk mengembalikan semangatnya. Perempuan itu mengambil sebotol air dan sebungkus susu cokelat, lalu membuka pintu untuk pergi kedapur.
"Livvv.."
Oliv tersentak kaget saat mendengar suara seseorang yang memanggilnya. Oliv berbalik mendapati mamanya sedang berdiri dibelakangnya.
"Kamu lagi ngapain, kok jam segini belum tidur?" Tanya Mama Oliv.
"Lagi bikin susu ma, Oliv gak bisa tidur" kata Oliv sambil mengaduk-aduk susu yang dibuatnya.
"Ohh.. ya sudah, kalau sudah selesai kembali kekamar langsung tidur. Nanti besok kamu kesiangan berangkat kesekolah" perintah Mama Oliv dan meninggalkan ruang dapur.
Oliv menganggguk dan menghirup susu cokelat itu, lalu menghabiskannya dalan satu teguk. Setelah itu Oliv kembali kekamar untuk segera tidur.
Keesokan harinya, dikelas mereka kedatangan murid baru.
"Hai," sapa orang itu.
Oliv mengangguk pada orang itu.
"Anak baru, ya?" tanya Oliv.
Cleo mengangguk.
"Nama gue Cleo," katanya sambil menyodorkan tangan.
Oliv menyambutnya "Oliv."
Beberapa saat kemudian setelah jam pelajaran telah usai. Saat istirahat Cleo menghampiri Oliv ditempat duduknya.
"Hai, Liv" tegur Cleo sok akrab.
"Hai, Cleo" Oliv memberikan senyuman termanisnya pada Cleo. Matanya disayu-sayukan.
"Ya ampun, cakep banget sih nih cowok" puji Oliv dalam hati sambil menelan ludah.
"Lo gak kekantin?" tanya Cleo.
"Ini baru mau kekantin, temen-temen gue udah nunggu" kata Oliv sambil menunjuk kearah empat sahabatnya yang sedang berdiri didepan pintu.
"Gue boleh ikutan bareng kalian kekantin?" tanya Cleo.
"Dengan senang hati" kata Oliv tanpa pikir panjang.
Mereka berlima menuju kantin. Namun, melihat kedekatan Cleo dan Oliv, ketiga sahabatnya merasa diacuhkan oleh Oliv dan lebih memilih mengobrol dengan Cleo dibanding sahabatnya.
Setelah berbincang-bincang dengan Cleo, tak berapa lama kemudian bel masukpun berbunyi. Oliv dan Cleo segera kembali masuk kelas untuk melanjutkan jam pelajaran yang berlangsung.
Berawal dari sanalah Oliv lebih sering bersama Cleo. Bahkan sudah tak pernah lagi bersama sahabatnya itu.
Tamat