Berikut adalah puisi-puisi harian yang sudah saya siapkan sobat, selamat menikmati semoga suka dengan puisi-puisi yang saya update kali ini. Jangan lupa berkunjung terus karena saya akan update puisi setiap hari.
CURHAT
Awalnya
Kita berteman
Saling bincang, berdua
Lama-lama ada asa berbeda
Ketika komen, inbok terlambat
Mulai timbul masalah
Ada rasa
membara
Curiga
Melanda jiwa
Mengekang rasa kita
Menumbuhkan rasa cemburu, bersama
Awalnya aku cuma curhat
Sama kamu, tapi
Ada rasa
Cemburu
Sepenggal
Syair lagu
Yang kunyanyikan kini
Seperti kisah kita, Sayang
Puisi by : DewyRose
TENANG
Semilir bayu membelai samudra
Gelombang tertunduk malu
Kedamaian bermanja
Syahdu
Tenang
Samudra biru
Lepas netra memandang
Asa kembali melarung kalbu
Puisi by : Sukma Melati Jingga
MENGASA BELATI YANG KARAT
Belati aksara telah terlihat
Yang sebelumnya hilang
Dalam fatamorgana
Hidup
Mengasah kembali sayatan karat
Dengan imaji sederhana
Penuh semangat
Membara
Walau sulit memulai kembali
Bersama pena biru;
Yang kusam
Berdebu
Harap bimbingan sahabat semua
Merangkul tiap inci
Tiap masukan
Patidusa
Puisi by : Pena Biru
PUPUSNYA SANG IDOLA
Dulu dia adalah idola
Bagai kumbang raja
Semua terpana
Memandangnya
Gaya
Tutur bahasa
Menghipnotis kaum hawa
Hati mana tak terlena
Seiring bergulir sang waktu
Terbukalah sejati kalbu
Ucapnya semu
palsu
Kini
Pesona berganti
Berubah jadi benci
Karena pedihnya lara hati
Idola berbalik jadi cerca
Tak lagi mulia
Dipandang hina
Nista
Puisi by : Ariya
KEKUATAN CINTA
Kini cinta jadi penopangnya
Kala bidadari terluka
Raga terkulai
Lunglai
Segala daya ia kerahkan
Demi sang pujaan
Gadis impian
Kesayangan
Tak perduli akan hujatan
Datangnya sebuah hinaan
Ia ikhlas
Bertahan
Inilah sebagai bukti nyata
Sumber kekuatan cinta
Jiwa taruhannya
Mulia
Wahai kau, bidadari kesayangan
Bangkitlah dari perjuangan
Bukalah netra
Ceria
Tatap kembali dunia fana
Bangun dan bahagia
Gapai asa
Cita-cita
Puisi by : Ariya
KIDUNG SUNYI
Rabb
Malammu berlalu
Tinggalah sunyi membeku
Meninggalkan luka lebam membiru
Rabb
Dimana belati-Mu
Tajamnya torehkan kelu
Hulunya, untaián doa syahdu
Rabb
Usaplah angkuhku
Tamparlah saja keakuanku
Hingga lebam tinggalkan dendam
Rabb
Malam berlalu
Tinggalah aku termangu
Menguliti diri, hilang arti
Rabb
Apa lagi
Aku ingin melata
Membajak ladangmu nan berduri
Biarlah
Darah tumpah
Jejak berterompah merah
Mungkin, aku akan mengenal-Mu
Rabb
Keringkan saja
Telaga Air mata
Agar nestapa tidaklah duka
Rabb
Ya Murabby
Ijinkan nistaku mencumbu-Mu
Hinaku menyapamu, rindu membunuhku
Puisi by : Akmal
SALAM PEMERHATI
Kau sambangi beranda jiwa
Mengetuk pintu nurani
Berceritalah hati
Nelangsa
Kisah
Tinta meluah
Sendiri bergelut keluh
Aksara bertuah sembunyi wajah
Penantian panjang dalam sunyi
Demi cinta menanti
Untuk bidadari
Meniti
Waktu
Teman menunggu
Mengharap mukjizat datang
Sembuhkan duka yang meradang
Palung jiwamu memancar jelas
Selaksa terang membekas
Agungkan cinta
Atma
Aku
Kagum meramu
Sebagai sahabat pena
Salam pemerhati untukmu pujangga
Puisi by : Kemilau Mata Bening
KUTERIMA
Kuterima uluranmu wahai saudaraku
Syukur tiada terkira
Cahaya penyejuk
Menerang
Semoga,
Yang Esa
Menyertai langkahlangkah hidupmu
Mengemban amanah kehidupan dunia
Kuterima doamu wahai temanku
Syukur tiada terkira
Empati luas
Terutas
Semoga
Yang Akbar
Berikan ijabah permohonan
Setiap hela tulus pintamu
Kuterima suaramu wahai pengoceh
Bising aksara merebak
Memicing pandang
Buta
Semoga,
Yang Kuasa
Membukakan pintu hidayah
Menuntun ke jalan terang-Nya
Puisi by : Agung
SAKARATUL MAUT
Renungkan
Napas tersendat
Berujung di tenggorokan
Mata belalak dosa menjerat
Dahi mengeluarkan butiran keringat
Seluruh amalan terlihat
Tubuh meregang
Kejang
Resapi
Diri mengimani
Kehidupan sesudah kematian
Siapkah hadapi sakaratul maut?
Bekal apa kan terbawa
Badan berlumur hina
Menggenggam dunia
Nista
Kembalilah!
Jiwa berserah
Perilaku datangkan pahala
Semoga Allah ikhlas meridhoinya
Belum terlambat mengetuk Surga
Pintu maaf-Nya terbuka
Sekali lagi
Renungkunlah!
Puisi by : Kemilau Mata Bening
CINTA SEDERHANA
Aku mencintaimu tanpa henti
Seperti api
Yang membakar kayu
Tak berpikir lagi
Aku bisa mengenangmu tiada perduli
Layaknya awan
Berakhir hujan
Ini ku jadikan puisi
Engkau kata manis yang tak pernahku ucapkan
Sekali
Engkau adalah rayuan
Yang tak kan ku perdengarkan
Meski mati
Tubuhmu semampai
Bibirmu mungil
Bagai hiasan
siap edar.
Puisi by : Gunawan Ik.E
Berikut di atas tadi puisi harian untuk kali ini semoga bisa bermanfaat untuk sobat semua. Oke silahkan di share jika menurut sobat bagus. untuk tombol share sudah saya siapkan di bawah postingan. Oke saya kira cukup sekian dulu untuk hari ini jumpa lagi pada postingan puisi harian yang selanjutnya akhir kalam wassallam.