Meski gema takbir pada malam adha tak semeriah hari raya fitri namun takbir ini tak kalah maknanya dengan hari raya fitri. jika kita berjalan menyusuri kampung demi kampung menjelang hari raya idul adha maka di setiap masjid besar yang hendak di laksankan solat idul adha di halaman masjid di bawah sebatang pohon kecil disitu sudah berjejer beberapa hewan qurban yang hendak di sembelih setelah di laksanakanya solat idul adha.
Pada hari raya ini memang sedikit di sayangkan karena ada beberapa kelompok islam yang merayakan hari raya idul adha sehingga semua itu terkesan seperti individualis. tapi tak apa karena itu adalah masalah keyakinan dan kepercayaan masing-masing individu. yang penting di antara kita sesama muslim haruslah saling menghargai dan menghormati antar individu dan antar kelompok. supaya tidak ada perpecahan di negara kita yang tercinta ini. semoga kerakyatan yang damain yang di canangkan oleh pemerintah tidak menjadi isapan jempol belaka.
Hal yang harus kita ketahui sahabat bahwa salah satu pelajaran yang dapat kita ambil dari hari raya idul adha adalah sebuah kisah nabi ibrahim AS yang mana demi perintah allah iya mampu mengorbankan harta yang paling besar dalam hidupnya yaitu seorang anak satu-satunya beliau lah nabi ismail AS. Yang kemudian dari pelajaran itu menjadi sebuah ritual wajib pada hari raya idul adha yang dikenal dengan nama qurban.
Baiklah sahabat sudah terlalu panjang dan lebar kita bercerita tentang idul adha sekrang adalah waktunya untuk saya berbagi puisi untuk sahabat. sesuai dengan bahasan di atas bahwa tema puisi pada kali ini adalah puisi idul adha. berikut adalah puisi idul adha :
MALAM QURBAN
Malam kian membuncah nan kelam
Tak terasa bulir bening meniti
Ketika gema takbir atas Asma-Mu terlantunkan
Bak kidung malam yang mengalun syahdu
Ya; kini hari raya Idul Adha
Dimana seorang ayah di minta untuk menembelih anaknya
Setelah tahu, anakpun ikhlas dan rela
Mukzijatpun datang, sang anak terselamatkan
Hati yang sunyi nan sepi
Kini lenyap; lantunan Asma-Mu memecah malam
Akupun ikut meramekan
Kegundahan hatipun lenyap
Senyumpun terukir indah
Puisi by : Aksara Kasih
PESTA DAGING KAUM JELATAKU
Genderang telapak berjepit, kumandang
Di hitamnya aspal, berterik
Selendang lusuh melingkar dada
Bersimpul bahu ujung menjilbab
Bukan penutup aurat
Tapi tudung kepala, menggeliat
Dimohon antri
Selembut sutra terdengar
Diharap antri rapi
Terkumandng sedikit memecut
Desakan jelata tak indahkan
Diminta antri yang baik
Bentak bergelegar mengjhalilintar
Menyelinap di antara hujan peluh
Yang membanjiri keriput renta
Para wanita jelata kaum papa
Yang masih paruh baya
Tua sebelum saatnya tiba
uhh...
Jangan dorong, dong
Sakit terhimpit disini
Suara hiba dari bibir ke-papa-an
Nanti...
Separoh akan kubistik
Ohh lezatnya, menelan ludah
Tahun lalu sudah sate, kok
Guman si tipis berkeromtang jasat
Laa yang sepauh, Yuk
Timpal si mungil berpucat pasi
Terhimpit meringis kumpulnya
jelata berkaum
Low mau kujual, Nduk
Loohh kok, Yuk
Aku mau pesta dengan keluarga, Nduk
Jangan salah berpaham
Sepauh itu tuk beli bumbu dan beras
Apa aku dosa, Nduk
Dosakah aku
Dalam ngidam pestaku
Hoee, antri yang rapi
Bentak sang panitia berdasi sarung
Yang bertuna rasa
Uhh, Iya iya
Jangan ngomong saja
Cepat bagi kurangi antri
Meneraka di sini
Satu kresek dua ons setengah
Kok pakai bentak segala
Waahh, nduk aku sudah terbagi
Alhamdulillah
Yaa Allah Yaa Rabbi
Aku benar pesta, sore ini
Hahaha dapat dua kresek lagi
Satu daging murni
Kan kujual demi bumbu dan nasi
Satu lagi yang bercampur tulang belulang
Kunikmati sebagai bistik
Pesta Daging tahunanku
Ohh indahnya hari kurbanku
Puisi by : YO HERIE SUYIDNA
Sahabat puisi qurban di atas identik dengan puisi pada hari raya idul adha. sekian dulu puisi hari raya idul adha pada kesempatan kali ini semoga di kemudian hari kita bisa lebih baik lagi. bagi yang membaca puisi ini semoga bermanfaat. dan bagi yang ingin meng share puisi di atas silahkan sahabat klik tombol button share yang kami sediakan di bawah ini sekian dari saya wassallam.