Oke sobat karena saya yakin pasti sobat pasti sudah banyak yang tahu tentang puisi ini karena saya juga sebelumnya usdah pernah share juga tentang puisi ini, maka kali ini bisa langsung saja pada bagian share puisi. Okeh untuk puisi sendiri sudah kami siapkan ada sekitar sepulunh puisi dan semoga anda suka dengan puisi-puisinya. Langsung saja berikut adalah puisi patidusa selamat menikmati.
PENYAIR PENABUR JANJI
Kudengar seruling bambu merdu
Pucuk bunga segar
Menuai lagu
Mekar
Bibir
Pantai melipir
Bergulung bagai ombak
Dewa amore kian berontak
Masih mengalun degup jantung
Kita terbuai menggantung
Seekor mengular
Menampar
Caping
Menggeliat picing
Wajah manis berbayang
Mulut mendesis tangis melayang
Aku masih merindu asmara
Datang bala membara
Bukan syair
Penyair
Puisi by : Ibnu Nafisah & Herlina Z Nissa
Jenis Puisi : Patidusa Ori
Kendari, 21 Februari 2016
KEKASIHKU
Benih yang kita sebar
Pagi ini bertumbuh
Pucuk mekar
Mencumbu
Bunga
Pewangi jiwa
Sirami derai aksara
Membuka lagi tabir asmara
Tak kusangka kembang merekah
Mawar merah berdarah
Penuhi duri
Menjari
Menyala
Luka menganga
Syairmu tergores berbisa
Gemas cemas segenap resah
Menanti esok pagi buta
Kau datang membuka
Segala onak
Terkoyak
Tanpa;
Tanda tanya
Tanpa; tampak tercampak
Tanpa; tertampar wajah telapak
Puisi by : Ibnu Nafisah & Herlina Z Nissa
Jenis puisi : Patidusa Ori
Kendari, 21 Februari 2016
DINANTIKU (HINGGA AKHIR)
Indah namamu disetiap degup
Rasa selalu meletup
Hingga akhir
Dinantiku
Kasih hadir lembut meniup
Harum selalu terhirup
Hingga akhir
Dinantiku
Segenap cinta tak meredup
Tulus selalu menyusup
Hingga akhir
Dinantiku
Puisi by : Rif
24 Februari 2016
CINTA INI
Cinta membara tiada kata
Gemuruh menguasai dada
Sepenggal rasa
Bermukim
Cintaku
Bertahta berlian
Indah bening mempesona
Kerlipnya memancar seluruh raga
Cintaku bagai hamparan sawah
Hijaunya menyejukan nirwana
Tentramnya melambaikan
Sanubariku
Puisi by : Rere Desvada
Bandung, 20 Februari 2016
RINTIH RINDU LELAKI SUNYI
Lelaki sunyi meratap sendiri
Menanti bidadari perih
Tangis sembunyi
Rintih
Tengadah jiwa berharap derma
Memuja aksara kama
Kekata doa
Hiba
Tuhan jangan ambil nyawanya
Berkata ia pada-Nya
Tulus pintamu
Satu
Cintamu memayungi kuatkan raga
Lawan dera siksa
Pesan kasih
Pasrah
Agung niat pertaruhkan segala
Demi kekasih tersapa
Rindumu membuncah
Datanglah!
Puisi by : Kemilau Mata Bening
SAA Makasar, 24 Februari 2016
TENTANG PUISI PUJANGGA
Kau sambangi beranda jiwa
Mengetuk pintu nurani
Berceritalah hati
Nelangsa
Kisah
Pena meluah
Sendiri bergelayut kesah
Aksara bertuah sembunyi wajah
Penantian panjang dalam sunyi
Menanti kabar kekasih
Tentang bidadari
Terkasih
Meniti
Waktu menemani
Mengharap mukjizat datang
Sembuhkan duka yang meradang
Palung jiwamu tergambar jelas
Selaksa terang membias
Agungkan cinta
Terakta
Puji
Demi Dewi
Pujangga pejuang sejati
Tertuang dalam bait puisi
Puisi by : Kemilau Mata Bening
SAA Makasar, 24 Februari 2016
TANGISAN JIWA
Perih
Terlempar asing
Tatap mata tajam
Langkah matiku tiada tertahan
Praduga hati teringkus resah
Getar sapa menegur
Sinis terucap
Bimbang
Persimpangan
Arah kepalsuan
Mengaduh penuh makian
Bersinggah segala ancaman luka
Teriak sang hati tersayat
Nadi pun melemah
Keringat dingin
Berembun
Terkubur
Napas jiwa
Membengkak isak tangis
Salahkah aku berada bersamamu
Sesejuk itukah senyum rasamu
Yang kau banggakan
Untuk merangkulmu
Kawan !!!
Puisi by : Galang Saputra
Semarang, 24 Februari 2016
HARTAMU ADALAH BUKAN HARTAMU
Hartamu adalah bukan hartamu
Istana perhiasan megah
Tahta gagah
Fatamorgana
Ia bermanfaat juga melumat
Semua bisa terjerat
Tiada terlewat
Mengerat
Menjadi cobaan belenggu kehidupan
Kembali sirna hamparan
Terkubur pendaman
Kenangan
Sesal tangis keras melolong
Bekal pun kosong
Tiada menolong
Melompong
Hartamu adalah yang kaumakan
Berpiring nasi terlahapkan
Masuk badan
Dikeluarkan
Hartamu adalah yang kaujaminkan
Jalan lurus Tuhan
Luhur amalan
Keimanan
Puisi by : Kang Mas Agung
Jenis Puisi : Patidusa Tangga
Semarang 8 Januari 2016
CUKUP MEMBASUH WAJAH
Segarnya dan sungguh menyegarkan
Sebotol air bening
Basahi kening
Kering
Berpaling
Malas antrian
Bergegas waktu ujian
Cukuplah untuk mengguyur, biarkan
Lucunya hari bila kemarau
Kadang bersungut parau
Bikin galau
Meracau
Kesal
Khawatir tertinggal
Menunggu di tapal
Menjemput kasih berwajah oval
Beriring roda di aspal
Undakan menambah kesal
Botol terpental
Sial
Basah
Bibir mendesah
Sekelumit kisah indah
Terburu menjemput bunga merekah
Puisi by : Andalas
Jenis Puisi : PUISI PATIDUSA
24 Februari 2016
Dan sobat sekian dulu share puisi untuk kali ini semoga anda semua suka dengan Kumpulan Puisi Patidusa Update Terbaru Tahun 2016 ini. Dan untuk sobat tetap berkunjung ke website puisi ini karena saya akan selalu update puisi terbaru untuk anda. Kita bisa jumpa lagi pada postingan puisi yang selanjutnya dan akhir kata dari saya wassllam.