Cerpen Cinta Romantis Terbaru Karya Sherly Dengan Judul Hanabi

Cerpen Cinta Romantis | Oke sobat pada kali ini saya akan coba kembali berbagi pada sobat semuanya mengenai sebuah cerpen cinta romantis. Untuk pembahasan Cerpen Ini saya rasa sudah pernah tapi kali ini sedikit berbeda karena yang kita bahas kali ini cerpen cinta tapi yang romantis. Apa bedanya cerpen cinta aja sama cerpen cinta yang romantis kalo cerpen cinta saja itu belum tentu ada romantisnya. Nah sedangkan kalo cerpen romantis maka di situ sudah bisa di pastikan bahwa itu adalah cerpen cinta.

Sobat cerpen cinta romantis ini saya bahas mengapa..? karena memang puisi cinta romantis ini banyak di cari oleh banyak orang. Oleh karena itu pada kesempatan kali saya mencoba berbagi pada sobat mengenai cerpen ini. Cerpen memang cukup efektif untuk orang-orang seni dan seorang penulis naskah film untuk mengembangkan bakatnya, karena dengan sering menulis cerpen maka kemampuanya dalam berimajinasi akan semakin bertambah.

cerpen cinta romantis terbaru karya Sherly Dengan Judul Hanabi


Oleh karena itu untuk anda yang suka menulis jangan takut tulisan anda tidak terpakai, karena tulisan itu sangat mahal harganya. Saya aja pengen banget bisa nulis sebuah naskah film pendek yang bagus. Karena menulis naskah film lah yang paling mahal harganya. Untuk mewujudkan ini susah memang tapi apa salahnya jika terus mencoba untuk itu. Mencoba itu bukan hal yang memalukan meski itu banyak salah, tapi itu adalah awal dari sebuah keberhasilan.

Oke sobat sepertinya sudah terlalu banyak dan panjang lebar saya berbicara kesana-dan kemari langsung saja berikut di bawah ini adalah Cerpen cinta romantis yang sudah saya bicarakan di atas tadi. Oke  selamat membaca semoga sobat semua suka dengan cerpen ini, jumpa lagi pada postingan cerpen berikutnya ya sobat.


Hanabi (Kembang api)

Tema : Romance
Pengarang : Sherly

“Aku pulang!” seorang wanita yang sedang berada di dalam sebuah kamar dengan cepat keluar dan menuju pintu ketika mendengar suara anak laki-lakinya. “Akhirnya kau pulang juga” anak laki-laki yang bernama lengkap Santao Kaiga itu pun terkejut ketika ibunya langsung menarik dirinya ke dalam sebuah kamar. Kaiga mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan kamar. Semuanya berwarna pink.

“Bagaimana menurutmu? Apa mungkin dia akan menyukainya?” Kaiga melihat ekspresi senang diwajah ibunya. “Menurutku ini berlebihan” jawab Kaiga dingin. “Ayolah... mulai hari ini dia akan tinggal dirumah kita... kau harus bersikap baik padanya. Ah dan satu lagi... jemput dia sore ini di bandara!” melihat ekspresi kaget dari wajah Kaiga, ibunya hanya bisa tersenyum sambil melangkah keluar kamar dan mengabaikan ocehan Kaiga.

Kaiga mengedarkan pandangannya ke seluruh loby sambil sesekali menatap sebuah foto ditangannya ketika dia baru saja sampai di bandara. “Apakah kau Santao Kaiga?” Kaiga hanya diam melihat seorang gadis yang sedang ada di depannya. “K... kau, Lee Hana?” dengan cepat Kaiga membandingkan gadis di depannya dengan foto yang ada ditangannya. Gadis itu mengangguk “aku Lee Hana. Salam kenal, Kaiga”


“Bagaimana? Apa kau menyukainya?” Hana yang baru saja selesai meletakkan pakaiannya ke dalam lemari melihat ibu Kaiga yang sedang berdiri di depan pintu kamar barunya dengan membawa secangkir coklat hangat dan sebuah kado berukuran besar. “Terimakasih...” Hana menyeruput coklat hangat kesukaannya itu sambil duduk diatas kasurnya. “Ini, hadiah untukmu” Hana menatap kado yang ada dipangkuannya itu dengan bingung dan perlahan membukanya.

“Mulai besok, kau akan bersekolah di SMA Santao. Sekolah yang sama dengan Kaiga dan sekolah itu adalah milik keluarga Santao jadi, ayah Kaigalah yang sekarang menjadi direktur utamanya” Kaiga mendengarkan semua perbincangan ibunya dan Hana dari dalam kamarnya yang berada disebelah kamar Hana. Kaiga yang sedang belajar seketika terdiam. Teringat olehnya akan ucapan ibunya 1 minggu yang lalu.

Namanya Lee Hana dan dia dari Korea. Apa kau ingat berita tentang kecelakaan pesawat pribadi milik group Jongsun? Saat itu orang tua Hana sedang berada didalam pesawat itu dan akhirnya mereka meninggal. Orang tua Hana dan kami adalah sahabat dekat. Mereka banyak membantu kami dan kami berhutang budi kepada mereka. Karena Hana sendirian di Korea sedangkan kerabatnya berada jauh dari Korea, kami memutuskan untuk membawanya ke Jepang dan tinggal bersama kita.


“Anak-anak, hari ini kalian akan kedatangan teman baru” kabar dari Yuki-sensei membuat seisi kelas sedikit gaduh. Mereka saling berbisik satu sama lain sambil menebak siapa murid baru itu. “Silakan masuk” seketika semua murid di kelas 3-A diam saat melihat seorang gadis masuk ke kelas mereka. Kaiga yang berada dibangku paling belakang tidak perduli dan masih fokus menatap ke arah jendela meskipun dia mendengar teman-temannya tengah berbisik -wah, dia cantik sekali-.

“Perkenalkan, aku Lee Hana, aku pindah dari Korea. Salam kenal semuanya” semua murid yang mendengar suara Hana langsung kembali gaduh -wah... dia dari Korea!- -wah bahasa Jepangnya sangat lancar!- mendengar nama yang tidak asing itu pun dengan cepat Kaiga menatap ke arah papan tulis. “Oh, Kaiga!” seketika semua murid menatap Kaiga bingung. Bagaimana bisa Hana mengenal Kaiga? Kaiga hanya bisa menatap Hana tidak percaya bahwa gadis itu satu kelas dengannya.

Bagi Kaiga, hari-harinya yang tenang berubah menjadi menyebalkan sejak Hana muncul 4 bulan yang lalu. Kaiga seakan berusaha menjauhi Hana yang masih kesulitan beradaptasi dengan kota Tokyo. Bagi orang tua Kaiga dan teman-teman sekelasnya, hal seperti itu wajar untuk Hana karena selama tinggal di Korea, dia tidak pernah keluar rumah sendirian tapi bagi Kaiga, itu sangat mengganggunya.

“Kaiga, daripada kau menghabiskan waktu dengan hanya berbaring dikamar, kenapa kau tidak mengajak Hana untuk jalan-jalan?” Kaiga menatap ibunya yang sedang membawa sepiring semangka dingin ke kamarnya dengan malas. Tidak terasa sekarang sudah liburan musim panas.

“Bu, cuaca diluar sangat panas... aku malas” Kaiga melirik ketika terdengar suara desahan dari ibunya “Baiklah, tapi, ibu mohon padamu. Minggu depan akan ada festifal musim panas. Kau harus mengajak Hana untuk pergi ke sana. Harus!!” Kaiga hanya bisa diam ketika mendengar nada bicara ibunya yang penuh penekanan dan bagi Kaiga itu artinya, mau tidak mau dia harus menurutinya.

“Wah...” suara gumaman Hana terdengar jelas ditelinga Kaiga saat mereka baru saja sampai di tempat festival. Kali ini Kaiga berusaha membuat dirinya merasa nyaman bersama Hana. Hana yang memakai yukata berwarna biru terlihat sangat cantik dan tentu saja ibunyalah yang mendandani serta memakaikannya.

“Ada apa?” lamunan Kaiga buyar ketika merasakan Hana menyentuh tangannya. “Bukan apa-apa” jawab Kaiga dingin seraya berjalan mendahului Hana. “Cepatlah Kaiga!” Kaiga mendecak kesal lalu duduk disamping Hana. Hana tersenyum senang ketika melihat kembang api dengan berbagai bentuk dan warna mengiasi langit malam bertabur bintang.

Dan tanpa Kaiga sadari, dia tidak sedang melihat kembang api yang begitu indah dilangit tapi tanpa mengalihkan pandangannya, Kaiga menatap wajah Hana yang sangat senang yang selama ini tidak pernah diperhatikannya.

3 tahun kemudian...
“Dr. Kaiga. Sudah tidak ada pasien lagi jadi, anda bisa pulang sekarang” seorang suster keluar dari ruangan kerja Kaiga setelah memberitahukan kabar tersebut. “Ah, aku penasaran apa yang akan dia masak untuk makan malam” Kaiga melepas jas dokternya lalu berjalan keluar klinik. Klinik besar yang sudah dia jalankan sejak 2 tahun lalu itu menjadi sebuah hadiah dari orang tuanya atas kelulusannya di Universitas kedokteran.

Kaiga mengendarai mobilnya hingga sampai di sebuah apartement mewah lalu berjalan menuju lift untuk menuju lantai 4. “Aku pulang” Kaiga melepas sepatu dan menggantinya dengan sandal rumah. “Selamat datang” seorang wanita dengan celemek biru menyambut kedatangan Kaiga dengan senyum manisnya. “Kau mau makan, atau mandi dulu?” Kaiga berjalan memuju meja makan tanpa menjawab pertanyaan wanita yang sekarang berada di belakangnya itu.

“Sepertinya enak. Ayo kita makan sama-sama. Istriku” Kaiga menarik sebuah kursi dan mempersilakan wanita itu untuk duduk dihadapannya. “Hana, minggu depan, ayo kita ke Korea” wanita yang bernama Hana itu pun menatap Kaiga bingung.

“Kau serius? Bagaimana dengan klinikmu?” Kaiga tersenyum melihat ekspresi bingung Hana “aku sudah meminta Dr. Kyoyo untuk menggantikanku. Bukankah minggu depan itu acara peringatan kematian ibu dan ayah mertua? Kita harus kesana meskipun sangat jarang” Hana tersenyum mendengar ucapan Kaiga lalu dengan cepat Hana berjalan dan memeluk Kaiga dari belakang.

“Terima kasih. Atas semuanya. Aku tidak menyangka dan sangat senang berakhir seperti ini denganmu” Kaiga tersenyum lalu mengusap tangan Hana “Aku bahkan bingung kenapa aku menyukaimu lalu setelah hari kelulusan kuliah aku bahkan melamarmu. Padahal sewaktu SMA aku membencimu.

Kau sangat merepotkan dulu dan membuatku ingin menjauhimu” Hana terkikik lalu mengeratkan pelukannya “Kau sudah mengatakannya 3 kali. Tapi, awalnya aku bingung kenapa sikapmu perlahan berubah sejak festival musim panas itu.

Sebenanrya aku sadar kalau kau sedang memperhatikan aku ketika aku melihat kembang api kan? Tapi aku pura-pura tidak tahu karena aku ingin fokus melihat kembang api” ucap Hana dengan nada mengejek “Hei, aku tetap membencimu setelah kejadian itu!” protes Kaiga lalu berdehem “Hm... benarkah? Tapi, itu sudah tidak penting lagi karena sekarang, kau adalah milikku. Selamanya” Kaiga beranjak dari kursi dan berdiri di depan Hana.

“Terima kasih. Santao Hana. Sudah bersamaku selama ini dan selamanya” Kaiga menarik Hana ke dalam pelukannya dan dibalas oleh Hana. “Terima kasih juga. Santao Kaiga. Sudah berhenti membenciku dan mencintaku untuk selamanya” Kaiga tertawa kecil seraya mengelus lembut rambut Hana yang berwarna hitam itu.